Kejaksaan Temukan Tiga Aliran Menyimpang di Pekanbaru 

Kejaksaan Temukan Tiga Aliran Menyimpang di Pekanbaru 

CELOTEH RIAU.COM--Tim Pengawasan aliran kepercayaan masyarakat dan aliran kepercayaan (Tim PAKEM), dari Intelijen Kejaksaan Negeri Pekanbaru lagi, menemukan tiga aliran menyimpang di Pekanbaru. 

Tiga ajaran itu, menyimpang karena pengikutnya tidak harus baca Alquran, kemudian tidak harus salat. 

Selanjutnya, ada juga kepercayaan mirip umat Kristiani, tetapi pengikutnya tidak harus percaya salib ataupun hari Natal. 

''Penyimpangannya, ajarannya mengajarkan tidak harus sholat dan baca Qur'an. Ada juga ajaran mirip umat kristiani tapi tidak percaya Natal dan Salib,'' kata Kepala Sub Seksi A Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru Yopentinu Adi Nugraha, Kamis (3/10/2019). 

Saat ini, sebut Yopentinu, untuk aliran pertama yang masih berusaha diidentifikasi oleh Tim PAKEM melibatkan Intelijen Kejaksaan, Badan Intelijen Negara (BIN) Kota Pekanbaru, Kodim 0313 Pekanbaru, Forum Umat Kerukunan Beragama (FKUB), Kesbangpol hingga Kementerian Agama Pekanbaru itu bernama Ilmu Pelindung Kehidupan. 

Aliran itu, dikatakan menyimpang karena jauh dari ajaran agama islam. Motif pelaku, menyebarkan ajaran menyimpang dengan kedok membuka pengobatan alternatif di suatu tempat di Kota Pekanbaru. 

''Pelakunya, setiap pasien yang datang dotrin agar mempercayai ajaran menyimpang tersebut,'' ujar Yopentinu. 

Dari hasil pendalaman, ajaran menyimpang itu dibawa dari Provinsi Lampung itu mengajarkan kepada pasien untuk tidak perlu melaksanakan sholat wajib serta membawa Al Qur'an. 

Yopentinu menyebutkan, para intelijen yang tergabung dalam tim PAKEM masih berusaha melakukan penyelidikan untuk menindaklanjuti laporan itu. 

Langkah penyelidikan perlu dilakukan, kata Yopen adalah sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi konflik di tengah masyarakat. Ketika disinggung jumlah pemeluk ajaran menyimpang itu, dia mengaku belum mendapat data detail. 

''Aliran itu baru sebatas disebarkan oleh individu yang kemudian dilaporkan masyarakat ke pemerintah,'' sebut Yopentinu. 

Menurut Yopentinu, pelaku penyebaran adalah seorang diri. 

Sedangkan aliran lainnya yang menyimpang adalah Saksi Yewuha. '' Ajaran ini mirip dengan ajaran Kristiani, namun mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak percaya dengan salib, natal hingga Yesus sebagai Tuhan,'' ungkap Yopentinu. 

Informasi lainnya dari FKUB, pengikutnya sebelumnya pernah meminta izin untuk mendirikan tempat ibadat. '' Tapi tidak diberikan izin karena belum lengkap syaratnya,'' ujarnya. 

Terakhir, ajaran yang turut dipantau oleh intelijen adalah Shensei Bukkyo, atau aliran dari Jepang yang masuk ke Indonesia. Saat ini, tim Pakem masih terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi konflik di tengah masyarakat.

#hukrim

Index

Berita Lainnya

Index